Contact online

Terima kasih telah mengunjungi blog saya... Blog ini dibuat sebagai tempat untuk menawarkan produk berkualitas kami dalam menanganani permasalahan pakan, dan juga menjual peralatan tambak bagi anda pembudidaya ikan. Jangan Lupa di follow ya friends..... Salam BLOGGER

Kamis, 25 Juni 2015

Artemia si Pakan Alami Hewan Air

 Tentang Artemia si Pakan Alami Hewan Air


Artemia merupakan plankton yang biasa hidup di air, artemia ini merupakan zooplankton. Artemia sangat baik dijadikan sebagai pakan hewan air terutama bagi pembudidaya udang. Artemia ini sangat baik dijadikan sebagai pakan hewan air ( udang, bandeng, Gurame, Tawes) karena artemia mempunyai kandungan protein yang tinggi yang berguna untuk pertumbuhan terutama untuk pertumbuhan benih / anak ikan maupun udang.
Artemia merupakan jenis crustaceae tingkat rendah dari phylum arthropoda yang memiliki kandungan nutrisi cukup tinggi seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam-asam amino. Benih ikan dan udang pada stadium awal mempunyai saluran pencernaan yang masih sangat sederhana sehingga memerlukan nutrisi pakan jasad renik yang mengandung nilai gizi tinggi. Nauplius artemia mempunyai kandungan protein hingga 63 % dari berat keringnya. Selain itu artemia sangat baik untuk pakan ikan hias karena banyak mengandung pigmen warna yang diperlukan untuk variasi dan kecerahan warna pada ikan hias agar lebih menarik.
Artemia dapat hidup di perairan yang bersalinitas tinggi antara 60 - 300 ppt dan mempunyai toleransi tinggi terhadap oksigen dalam air. Oleh karena itu artemia ini sangat potensial untuk dibudidayakan di tambak- tambak tambak yang bersalinitas tinggi di Indonesia. Budidaya artemia mempunyai prospek yang sangat cerah untuk dikembangkan. Baik kista maupun biomasanya dapat diolah menjadi produk kering yang memiliki ekonomis tinggi guna mendukung usaha budidaya udang dan ikan. Budidaya artemia relatif sederhana serta murah, sehingga tidak menuntut ketrampilan khusus dan modal besar bagi pembudidayanya.
Potensi lahan untuk usaha budidaya udang renik air asin (brine shrimp) ini di Indonesia mencapai kurang lebih 32.000 ha. Saat ini beberapa daerah telah mengembangkan budidaya artemia seperti di daerah pantai Madura, Jawa Timur, terutama di Kabupaten Sumenep, Sampang dan Pemekasan. Daerah lain yang tak mau ketinggalan adalah Jepara, Jawa Tengah dan Gondol, Bali.Sejatinya pembudidayaan artemia di areal tambak tidaklah terlalu sulit. Seperti yang dituturkan oleh Ir. Fa'ahakhododo Harefa (pengarang buku Pembudidayaan Artemia Untuk Pakan Udang dan Ikan), bahwa cukup dengan memodifikasi tambak garam yang sudah ada sedemikian rupa menjadi usaha tumpang sari garam dan budidaya artemia.


Peranan Artemia dalam dunia perikanan

Artemia merupakan salah satu pakan alami yang diberikan pada budi daya udang windu (Penaeus monodon) pada tahap post larva karena memiliki keunggulan antara lain: mudah dibudidayakan, mempunyai kandungan nutrisi yang cukup, mudah beradaptasi dalam berbagai lngkungan. Dalam kondisi lingkungan yang ekstrim, Artemiaakan membentuk lapisan chorion bagi embrionya dan lapisan chorion dapat semakin tebal apabila kondisi lingkungan semakin ekstrim. Dengan pemberian nutrisi yang cukup bagi induk Artemia yang mencukupi kebutuhan tubuh induk dapat menyebabkan pembentukan lapisan chorion menjadi lebih tipis. Dengan lapisan chorion yang semakin tipis maka derajat penetaasan kista Artemia dapat lebih tinggi.
Artemia merupakan salah satu makanan hidup yang sampai saat ini paling banyak digunakan dalam usaha budidaya udang, khususnya dalam pengelolaan pembenihan. Sebagai makanan hidup, Artemia tidak hanya dapat digunakan dalam bentuk nauplius, tetapi juga dalam bentuk dewasanya. Bahkan jika dibandingkan dengan naupliusnya, nilai nutrisi Artemia dewasa mempunyai keunggulan, yakni kandungan proteinnya meningkat dari rata-rata 47 % pada nauplius menjadi 60 % pada Artemia dewasa yang telah dikeringkan. Selain itu kualitas protein Artemia dewasa juga meningkat, karena lebih kaya akan asam-asam amino essensial. Demikian pula jika dibandingkan dengan makanan udang lainnya, keunggulan Artemia dewasa tidak hanya pada nilai nutrisinya, tetapi juga karena mempunyai kerangka luar (eksoskeleton) yang sangat tipis, sehingga dapat dicerna seluruhnya oleh hewan pemangsa.
Melihat keunggulan nutrisi Artemia dewasa dibandingkan dengan naupliusnya dan juga jenis makanan lainnya, maka Artemia dewasa merupakan makanan udang yang sangat baik jika digunakan sebagai makanan hidup maupun sumber protein utama makanan buatan. Untuk itulah kultur massal Artemia memegang peranan sangat penting dan dapat dijadikan usaha industri tersendiri dalam kaitannya dengan suplai makanan hidup maupun bahan dasar utama makanan buatan.Sedangkan kelemahan dari artemia adalah cepat mati dalam waktu beberapa jam saja.
Penggunaan Artemia sebagai pakan yang penting banyak dilaksanakan di unit-unit pembenihan ikan dan udang. Umumnya Artemia yang diberikan untuk larvae udang dan ikan dalam bentuk cyste atau nauplius instar I (berumur 2 jam).
Berikut ini beberapa contoh penggunaan Artemia diberbagai kegiatan usaha:
1.      Pembenihan Udang Galah
Pada pembenihan udang galah, anak Artemia sangat dibutuhkan sebagai makanan larvanya. Larva udang galah PL I – V membutuhkan anak Artemia sebanyak 4 ekor/ml/hari atau 2 ekor/ml/hari, jika padat penebaran 75 ekor/liter. Untuk larva yang lebih besar (tiap hari diberi pakan tambahan) membutuhkan anak Artemia sebanyak 5 ekor/ml. Untuk larva PL VII dan seterusnya, pemberian anak Arrtemia cukup 3 – 4 kali sehari (Mudjiman, 1983).
2.      Pembenihan udang Penaeus
Menurut Lumenta dan Christensen (1992) pemberian pakan Artemia pada udang windu dimulai pada tingkat mysis sampai PL-15. Pemberiannya setiap 3 – 4 jam sekali dengan kepadatan 1 – 5 nauplius/ml (mulai tingkat mysis) dan dinaikkan terus sampai 10 nauplius/ml (pada pemeliharaan di Taiwan). Untuk pemeliharaan di Philippina pemberiannya hanya sampai tingkat PL-10 dengan jumlah Artemia yang diberikan 0,5 individu/ml dan dinaikkan sampai 5 ind/ml.
Telah diperlihatkan bahwa ketika Artemia yang lebih besar menjadi pakan, dimulai dengan Artemia yang baru ditetaskan (0.6 mm) pada PL-1 and berakhir dengan brine shrimp pra-dewasa (6.0 mm) pada PL-20, kekenyangan, kejenuhan dapat dihasilkan oleh volume Artemia di dalam perut udang, lebih baik dibandingkan beberapa organisme lain sebagai pakan.Misalnya, ketika ukuran mangsa yang tersedia adalah 4 mm malahan sampai kurang lebih 2 mm, jumlah artemia yang dikonsumsi lebih dari setengah (separuhnya).
Dalam pengertian secara luas bahwa kandungan nutrisi Artemia setelah beberapa jam dari proses penetasan, harus diperkaya jika hendak dijadikan pakan larva untuk mencegah difesiensi nutrisi. Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa pemberian pakan Artemia tanpa melalui proses pengkayaan nutrisi menghasilkan ukuran udang lebih rendah dibanding udang yang diberi pakan Artemia yang baru ditetaskan. Hal ini memperlihatkan penggunaan artemia sebagai pakan pada budidaya larva udang stadia mysis 3 dan udang PL yang lebih lanjut, dimana diberikan pakan Artemia hasil pengkayaan selama 12 sampai 24 jam. Tabel 6 memperlihatkan kemungkinan penggunaan pakan Artemia secara rutin.


Kesimpulan Tentang Artemia 

Artemia termasuk jasad hidup penyaring pakan tidak selektif yang dapat memakan bahan dan jasad hidup dengan ukuran 1 – 5 mili mikron. Jenis pakan tersebut dapat berupa dedak, ragi, alga renik, bakteri, dan jasad renik lainnya.
Artemia merupakan pakan yang penting bagi organisme budidaya seperti ikan, udang dan kepiting. Hal ini disebabkan karena nilai nutrisi yang dikandungnya tinggi dan penggunaannya pun luas. Tetapi kendala utama khususnya di Indonesia adalah kurangnya stok produksi dalam negeri, sehingga mempengaruhi pada harga jual yang tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan produktivitas lahan tambak melalui budidaya Artemia, disamping lahan tambak terproduktifkan juga meningkatkan produksi Artemia lokal.
Selain itu proses pengkayaan nutrisi Artemia lokal perlu semakin digalakkan, terutama untuk menyaingi produk-produk Artemia dari luar negeri yang umumnya sudah melewati proses pengkayaan sebelum dipasarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar